Sinopsis Jodha Akbar Episode 400

 Sinopsis Jodha Akbar Episode 400

Sinopsis Jodha Akbar Episode 400
7 tahun telah berlalu Salim telah dewasa.Tampak makam Jalal dan Jodha yang terhembus angin serta bunga-bunga yang melayang. Lalu terdengar suara jiwa Jodha dan Jalal.
Kata Jodha, " Hubungan antara dua orang yaitu orang tua dan anaknya telah membangun hubungan itu sendiri seperti hubungan cinta kita.Dan Salim adalah bukti cinta kita."

Jawab Jiwa Jalal, " Kamu betul, Salim adalah anak tercinta kita dan dia telah tumbuh menjadi pahlawan, aku berharap dia segera kembabli ke Agra, sesuai perintahku, semua adalah harapanku."

Jiwa Jodha membalas, " Untuk semua itu dibutuhkan waktu 7 tahun, tapi buatku sendiri sehari rasanya setahun, aku selalu melihat pintu gerbang dengan harapan Salim pulang, aku tidak tahu wajah Salim sekarang tapi aku tahu dia telah menjadi ksatria yang gagah pemberani."

Jodha sedang memperhatkan keluar melalui jendela kamarnya, sesaat kemudian Jalal datang menghampirinya dan merengkuh bahunya dari belakang, " Kau merindukan Salim anakmu, aku sudah mengirim banyak pesan untuk Salim agar dia pulang, akan tetapi dia tidak pernah mau kembali."
" Dia sedang mencari pengalaman yang mulia."
" Untuk itulah aku tidak memaksanya, meskipun tak ada seorang yang mengatakan tidak untuk perintahku, dan tidak aku dapatkan pesan atau surat apapun sekedar sapaan seorang anak pada ayahnya."
"Tapi ini segera akan berakhir, Salim akan segera kembali di pintu gerbang yang sama saat dia pergi, Maan Sigh telah menceritakan padaku tentang kemampuannya, aku sangat bahagia Jodha...dia akan menjadi raja yang agung, kata Jalal menampakkan kebanggaannya sebagai seorang ayah.
" Kamu bahagia? tanyakan padaku_aku segalanya, kekuasaan, posisi, kekayaan tapi tanyalah mengenai anakku."
Jawab Jodha, Aku tahu kamu juga selalu menunggu anakmu, melihat dia kembali."
" Aku bukan menunggu anakku tetapi menunggu raja agung India berikutnya yang mengambil alih tempatku, yang akan menjadi raja setiap orang, yang akan menjadi anak dan ayah bagi seluruh bangsa, aku ingin melihatnya sebagai raja yang agung sepertiku raja Jalalluddin Muhammad Akbar, dia seharusnya seperti singa yang selau bisa membidik targetnya dengan tepat setiap saat, " Kata Jalal bernada bangga.

Di sebuah tempat yang tersembunyi di dekat sungai nampak seseorang keluar dari sungai dan mencoba melakukan penyerangan prajurit yang berjaga, anak panahnya meleset dan memergokinya, sontak penyerang tersebut dikepung dari berbagai arah. Pria muda itu dengan sekali gerakkan mampu melumpuhkan penyerangnya. " Kamu tidak apa-apa Farhan?"
Tanyanya ketika ia berhasil membebaskan Farhan dari serangan prajurit musuh.
" Aku baik-baik saja pangeran."
Tapi anak muda itu kelihatannya tidak suka dengan sebutan itu.
" Jangan memanggilku pangeran, panggil aku Salim. Hari ini juga aku menanggalkan posisi yang diberikan ayahku, namaku Salim."
Kembali dia di serang tetapi dengan mudah ia menebas seluruhnya sehingga bergelimpangan tak bernyawa, Farhan pengawalnya memandang penuh perasaan bangga.

Di Istana Jodha dan Jalal masih membicarakan anak mereka Salim.

" Bagaimana dengan hatinya yang mulia?" tanya Jodha
" Seharusnya dia tidak memiliki hati sepertiku, dia mustinya hanya memiliki keinginan untuk menang." jawab Jalal
" Kamu ingin dia menjadi orang yang tidak berperasaan? tanya Jodha lagi?
" Ya, seperti aku dulu," kata Jalal dan mengingat ke masa mudanya dulu, membunuh banyak orang di usia yang sangat muda, " Aku tidak mempunyai hati dan aku adalah ksatria yang tidak berperasaan."

Ketika semua musuh telah berhasil dikalahkan, Salim dan Farhan segera beranjak meninggalkan tempat itu tetapi seorang musuh yang ternyata masih hidup menyerang tepat di bagian hati Salim, dengan sigap Salim memegang tangannya dan berkata, " Aku harap kamu memilih bagian tubuh yang lain untuk diserang, aku dapat memaafkanmu tapi kamu mencoba untuk menyerang hatiku, segala sesuatu di dunia ini bisa diperbaiki kembali! tapi hati ini_ beberapa tahun yang lalu orang tuaku telah mematahkannya! seja saat itu aku akan selalu menjaganya agar aman, aku tidak akan membiarkan seseorang merusaknya! aku bukan ksatria yang tidak mempunyai hati, tapi aku seorang ksatria yang tidak akan membiarkan siapapun melukai hatiku! kata Salim berapi-api dan seketika melumpuhkan prajurit tersebut.

Di Agra Jalal dan Jodha masih bercakap-cakap.
" Aku telah membuat banyak orang takut hanya dengan menyebut namaku, musuh-musuhnya ketakutan hanya dengan mendengar namanya saja." Jalal tersenyum-senyum mengingat masa mudanya, pernah ia membunuh seorang raja memengal kepalanya dan mengirimkannya ke istana raja tersebut.

Di tempat Salim membunuh musuhnya, ia perintahkan prajurit Muhgal agar membawa mayat-mayat tersebut ke tempatnya, jangan sampai mereka tahu Salim yang membunuhnya seperti itu, katakan saja dia telah bertarung dengan baik dan mati syahid, jangan biarkan anak-anaknya melihat wajah mereka karena mereka akan ketakutan dan mereka kehilangan rasa hormat."

Di Agra," Aku sangat berharap anakku bisa memerintah negara dan bangsanya dengan baik." kata Jalal.


Kembali ke tempat Salim, Farhan menghela napas, " Apa yang kamu inginkan Salim? kamu sudah memenangkan peperangan tapi kamu tidak mengambilnya."
" Apa yang harus aku lakukan dengan menggenggam tempat itu? Ayahku telah membuat tempat tersebut dalam genggamannya juga, tapi aku tidak menginginkannya, aku ingin memerintah dengan hati bukan dengan daerah jajahan, khususnya untuk satu hati yang telah membuat jantungku berdetak, aku hanya seorang Salim bukan pangeran Salim, lantas menunggagi kuda dan pergi.


Di istana beberapa pelayan sedang bercengkrama, mereka membicarakan tentang pangeran Daniel yang sejak kecil sampai saat itu tetap saja gendut dan nampak lucu." Yang mulia pasti akan membuatkan turban yang lebih besar untuknya," dan mereka semua tertawa terbahak-bahak.
seorang pangeran menghampiri mereka dan memarahi, tapi kata pelayan mereka hanya bercanda, " Tunggu sampai pangeran Salim datang, kalau tidak aku akan membunuhmu, pergi dari sini!!!!

Jiwa jodha berkata, " Seorang manusia bisa melahirkan seorang anak di dunia tapi dia tidak bisa mendiktenya sesuai pikiran mereka, Salim jelas sangat berbeda perilakunya dibanding Jalal, sebuah babak baru akan membuka dengan kepulangan Salim, dia telah membuat negara tapi dia telah merusak rumahnya sendiri, kisah sejarah yang besar akan segera terungkap.

Man sigh menegur Salim yang memasuki tempat musuh, dia bilang bahwa nyawa salim dan prajurt sangat berharga, tapi Salim menjawab ketus, bahwa ia sudah menyelamatkan prajurit Jalal dan sudah bertempur sebaik mungkin demi Raja Mansigh, " dia adalah ayahmu." Jawab Maan singh- Yang mulia telah memerintahkanmu pulang dan aku juga sudah menolaknya untuk kesekian kalinya.
" Aku tidak mau pulang." jawab Salim ketus.
" Kali ini kamu harus pulang atau ada seseorang yang akan membawamu pulang?" mereka bertatapan. Salim diam saja dan memasukit tempatnya. Sinopsis Jodha Akbar Episode 400

Salim terkejut melihat neneknya Hamida ada di ruangannya, nenek! Salim nampak senang begitupan Hamida sangat bahagia melihat Salim, " Nenek dengar kamu tidak mau pulang, karena itu nenek datang menjemputmu."
Nenek tidak mau kembali ke Agra jika tidak bersamamu Salim.

Jiwa Jodha berkata, Bagi yang mulia raja, Salim adalah hidupnya, yang mulia hanya memikirkan Salim seorang tapi sayangnya Salim mempunyai pikiran yang berbeda.

Sumber : Hubsche Maedchen Writers Grup
Author :  Titi Pratiwi

0 Response to "Sinopsis Jodha Akbar Episode 400"

Post a Comment